· Signal Power Level
Pada sistem transmisi dari suatu hubungan telekomunikasi terdapat batas yang sangat lebar dari power level. Oleh karenanya dipergunakan suatu unit satuan logaritmis untuk pengukuran dari power level tersebut yang disebut dengan decibel. Dimana perbandingan antara power output dengan power input disebut dengan penguatan (Gain). Power dengan logaritmis ini berguna pada pengukuran suatu sirkit dengan banyak sekali penguat atau redaman.
· Attenuation Distortion
Jika suatu sinyal dikirimkan dari suatu termunal ke terminal lainnya, maka sinyal tersebut akan mengalami redaman sesuai dengan rugi-rugi energi atau energy loss selama sinyal tersebut berjalan melalui media transmisi.
· Delay Distortion
Suatu sinyal akan memakan waktu untuk merambat melalui suatu saluran transmisi. Waktu yang dipergunakan tersebut tergantung dari kecepatan merambatnya, untuk menempuh saluran ini dilihat sebagai penundaan waktu (delay). Dengan adanya penundaan tersebut maka sinyal yang dikirimkan tidak akan diterima pada saat itu juga.
· Noise and Signal to Noise Ratio
Noise atau derau terdiri dari setiap sinyal yang kehadirannya dalam saluran transmisi tidak diharapkan. Pada dasarnya derau ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
1. Thermal noise, terdapat di semua media transmisi dan pada semua peralan komunikasi. Ini timbul karena pergeseran elektron bebas dan karakteristiknya berupa distribusi energi yang merata pada spektrum frekwensi dengan distribusi Gaussian. Karena distribusinya merata maka thermal noise ini juga disebut white noise
2. Intermodulation Noise, adalah derau antar modulasi yang timbul karena adanya intermodulasi antara sinyal yang satu dengan sinyal yang lainnya.3. Crosstalk, atau pembicaraan silang adalah suatu sambungan (coupling) yang tidak diinginkan yang terjadi pada saluran pembicaraan
4. Impulse Noise, adalah derau sesaat yang berbentuk pulsa-pulsa sempit. Jadi hanya terjadi pada waktu singkat akan tetapi biasanya dengan amplitudo yang cukup besar. Untuk suatu pembicaraan tidak berpengaruh besar, tetapi untuk komunikasi data, impulse noise akan membuat cacat sinyal yang diterima sehingga informasi yang dibawa dapat berubah artinya.
Jika melihat dari bentuknya saluran transmisi terbagi menjadi 2, Yaitu:
Saluran transmisi non fisik
Saluran transmisi non fisik adalah saluran yang melalui udara. Jadi sinyal akan merambat melalui udara. Dilihat dari penempatan peralatannya, saluran transmisi non fisik dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sistem komunikasi Terrestrial. Sesuai namanya, pada sistem ini semua peralatan transmisi, seperti pemancar, repeater dan penerima ada di permukaan tanah
Pembagian Spektrum Frekwensi
Klasifikasi Frekwensi Panjang Gelombang VLF (Very Low Freq.) 3 KHz - 30 KHz 100 km – 10 km LF (Low Freq.) 30 KHz - 300 KHz 10 km – 1 km MF (Medium Freq.) 300 KHz - 3 MHz 1 km – 100 m HF (High Freq.) 3 MHz - 30 MHz 100 m – 10 m VHF (Very Low Freq.) 30 MHz - 300 MHz 10 m – 1 m UHF (Ultra High Freq.) 300 MHz - 3 GHz 1 m – 10 cm SHF (Super High Freq.) 3 GHz - 30 GHz 10 cm – 1 cm EHF (Extra High Freq.) 30 GHz - 300 GHz 1 cm – 1 mm
Berdasarkan pembagian spektrum frekwensi, maka sistem komunikasi terrestrial juga disesuaikan dengan sifat-sifat dari gelombang pada frekwensi – frekwensi tersebut. Untuk VLF dan LF sampai dengan MF, biasanya propagasi gelombangnya (arah rambat gelombang) adalah secara groundwave atau sejajar dengan permukaan tanah.
Sedangkan untuk HF gelombangnya tidak merambat sejajar permukaan tanah namun akan diteruskan lurus, dilihat dari permukaan bumi akan menuju ke atas yang disebut dengan sky wave. Jarak tersebut sekitar ketinggian 40 – 600 km yang berada pada lapisan ionosphere. Lapisan tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu lapisan D, E dan F. Lapisan D dan E akan stabil pada siang hari saja, sedangakan pada malam hari akan menghilang.
Untuk frekwensi VLF ke atas, gelombang yang dipancarkan tidak akan dipantulkan oleh ionosphere, akan tetapi akan diteruskan lurus meninggalkan bumi yang ditangkap olehrepeater sehingga mendekati sejajar dengan permukaan tanah yang disebut dengan line of sight.
2. Sistem komunikasi Satelit. Sebetulnya sama dengan sistem komunikasi terrestrial untuk jalur frekwensi yang sangat tinggi dalam orde GHz yang memerlukan line of sight. Satelit didiorbitkan dengan ketinggian bermacam-macam tergantung dari kebutuhannya kurang lebih 35.000 km. Orbitnya sinkron dengan perputaran bumi, sehingga seolah-olah satelit ini diam di tempatnya. Inilah yang disebut dengan geostationer orbit. Dengan menggunakan 3 buah satelit, semua stasiun bumi dapat saling berhubungan. Kelemahan dari sistem komunikasi satelit adalah jarak yang sangat jauh antara stasiun bumi dengan satelit sehingga menimbulkan delay yang cukup besar. Satu arah saja mencapai 270 msec, apalagi jika menggunakan 2 buah satelit.
Saluran transmisi fisik.
Macam-macam saluran transmisi fisik juga ditentukan oleh penggunaan frekwensinya. Untuk frekwensi rendah mulai dari gelombang suara, biasanya menggunakan pair cable. Untuk frekwensi lebih tinggi dipergunakan coaxial cable. Dan untuk komunikasi frekwensi yang sangat tinggi sekali diperlukan suatu transmisi yang menggunakan serat optik (optical fibre).