Sejarah Penyediaan Tenaga Listrik

Generator Westinghouse
Pada tahun 1885 seorang dari Prancis bernama Lucian Gauland dan John Gibbs dari Inggris menjual hak patent generator arus bolak-balik kepada seorang pengusaha bernama George Westinghouse.

Selanjutnya dikembangkan generator arus bolak-balik dengan tegangan tetap, pembuatan transformator dan akhirnya diperoleh sistem jaringan arus bolak-balik sebagai transmisi dari pembangkit ke beban/pemakai.




Generator Gaulard dan Gibbs
Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai dengan selesai dibangunnya pusat tenaga listrik di Gambir, Jakarta Mei 1887, kemudian di Medan (1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912) dan Banjarmasin (1922).

Pusat-pusat tenaga listrik ini pada awalnya menggunakan tenaga thermis. Kemudian disusul dengan pembuatan pusat-pusat listrik tenaga air: PLTA Giringan di Madiun (1917), PLTA Tes di Bengkulu (1920), PLTA Plengan di Priangan (1922), serta PLTA Bengkok dan PLTA Dago di Bandung (1923).

Sebelum kemerdekaan pengusahaan tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh beberapa perusahaan swasta, di antaranya yang terbesar adalah:
  1. NIGEM (Nederlands Indische Gas en Electriciteits Maatschappij) yang kemudian menjelma menjadi OGEM (Overzese Gasen Electriciteits Maatschappij).
  2. ANIEM (Algemene Nederlands Indhische Electriciteits Maatschappij).
  3. GEBEO (Gemeen Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken).
Sementara itu, Jawatan Tenaga Air membangun dan mengusahakan sebagian besar pusat-pusat listrik tenaga air di Jawa Barat. Sejak tahun 1958 pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia ditangani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.

Read More

Sejarah Perkembangan Teknologi Serat 0ptik

Pada tahun 1880 Alexander Graham Bell menciptakan sebuah sistem komunikasi cahaya yang disebut photo-phone dengan menggunakan cahaya matahari yang dipantulkan dari sebuah cermin suara termodulasi tipis untuk membawa percakapan, pada penerima cahaya matahari termodulasi mengenai sebuah foto kondukting selselenium, yang merubahnya menjadi arus listrik, sebuah penerima telepon melengkapi sistem.

Photo-phone tidak pernah mencapai sukses komersial, walaupun sistem tersebut bekerja cukup baik.

Penerobosan besar yang membawa pada teknologi komunikasi serat optik dengan kapasitas tinggi adalah penemuan Laser pada tahun 1960, namun pada tahun tersebut kunci utama di dalam sistem serat praktis belum ditemukan yaitu serat yang efisien.

Baru pada tahun 1970 serat dengan loss yang rendah dikembangkan dan komunikasi serat optik menjadi praktis (Serat optik yang digunakan berbentuk silinder seperti kawat pada umumnya, terdiri dari inti serat (core) yang dibungkus oleh kulit (cladding) dan keduanya dilindungi oleh jaket pelindung (buffer coating)). Ini terjadi hanya 100 tahun setelah John Tyndall, seorang fisikawan Inggris, mendemonstrasikan kepada Royal Society bahwa cahaya dapat dipandu sepanjang kurva aliran air. Dipandunya cahaya oleh sebuah serat optik dan oleh aliran air adalah peristiwa dari fenomena yang sama yaitu total internal reflection.

Teknologi serat optik selalu berhadapan dengan masalah bagaimana caranya agar lebih banyak informasi yang dapat dibawa, lebih cepat dan lebih jauh penyampaiannya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya. Informasi yang dibawa berupa sinyal digital, digunakan besaran kapasitas transmisi diukur dalam 1 Gb.km/s yang artinya 1 milyar bit dapat disampaikan tiap detik melalui jarak 1 km.

Berikut adalah beberapa tahap sejarah perkembangan teknologi Serat Optik:

Generasi Petama (mulai tahun 1970)
Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya terdiri dari :
  • Encoding : Mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik.
  • Transmitter : Mengubah sinyal listrik menjadi gelombang cahaya termodulasi, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87µm.
  • Serat Silika : Sebagai pengantar gelombang cahaya.
  • Repeater : Sebagai penguat gelombang cahaya yang melemah di jalan.
  • Receiver : Mengubah gelombang cahaya termodulasi menjadi sinyal listrik, berupa foto-detektor.
  • Decoding : Mengubah sinyal listrik menjadi ouput (misal: suara).
  • Repeater bekerja dengan merubah gelombang cahaya menjadi sinyal listrik kemudian diperkuat secara elektronik dan diubah kembali menjadi gelombang cahaya.
  • Pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi 10 Gb.km/s.

Generasi Ke-Dua (mulai tahun 1981)
  • Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran inti serat diperkecil.
  • Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias inti.
  • Menggunakan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkan 1,3µm.
  • Kapasitas transmisi menjadi 100 Gb.km/s.

Generasi Ke-Tiga (mulai tahun 1982)
  • Penyempurnaan pembuatan serat silika.
  • Pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 µm.
  • Kemurniaan bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 µm sampai 1,6 µm.
  • Kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.

Generasi Ke-Empat (mulai tahun 1984)
  • Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi, maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar.
  • Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung (modulasi intensitas).
  • Terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal.

Generasi Ke-Lima (mulai tahun 1989)
  • Dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya.
  • Pada awal pengembangannya kapasitas transmisi hanya dicapai 400 Gb.km/s tetapi setahun kemudian kapasitas transmisinya sudah menembus 50.000 Gb.km/s.

Generasi Ke- Enam.
  • Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer mempelopori sistem komunikasi optik soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit dan juga bervariasi dalam intensitasnya.
  • Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing).
  • Eksprimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35.000 Gb.km/s.
  • Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan.

Read More

Kemasan Integrated Circuit

Integrated Circuit (IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor, dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor, Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip kecil.

IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran relatif kecil.


Ditinjau dari teknik pembuatan dan bahan baku yang digunakan, terdapat 4  jenis IC, yaitu :
  1. Monolithic
  2. Thin film
  3. Thick film
  4. Hybrid.
Khusus untuk jenis hybrid, yang merupakan gabungan dari thin-film, monolithic dan thick-film. Terlepas dari teknik pembuatan dan bahan yang digunakan, keempat jenis IC tersebut dibalut dalam kemasan(packages) tertentu agar dapat terlindungi dari gangguan luar seperti terhadap kelembaban, debu, dan kontaminasi zat lainnya.

Kemasan IC

Kemasan IC dibuat dari bahan ceramic dan plastik, serta didesain untuk mudah dalam pemasangan dan penyambungannya. Ada berbagai jenis kemasan IC dan yang paling populer dan umum digunakan, antara lain :
  1. DIP (Duel in- line Packages). Mempunyai dua layer posisi kaki IC yaitu sebelah kanan dan kiri, yang menunjukkan nomor 1 adalah kaki pertama dibawah tanda lengkung pada badan IC pada garis sebelah kiri.
  2. SIP(Single in-line Packages). IC jenis ini hanya mempunyai 1 layer posisi kaki yang terletak dibawah badan IC itu sendiri, yang menunjukkan kaki nomor 1 adalah kaki pertama dibawah tanda lengkung pada badan IC.
  3. QIP(Quad in-line Packages).
  4. SOP(Small Outline Packages). Pada dasarnya sama dengan tipe DIP hanya saja lebih ramping dan tipis, biasanya terpasang pada sisi layer bottom pada PCB.
  5. TO-5, TO-72,TO-202 dan TO-220 style Packages. Pada Jenis ini bentuknya seperti bentuk Transistor.

Read More

Evolusi GSM ke UMTS

UMTS adalah sistem komunikasi bergerak generasi ketiga yang diharapkan sistem ini telah mampu melayani servis–servis sampai 2 Mbps dan pada frekuensi sekitar 2 GHz.

Sistem UMTS yang diproposalkan dibangun dari infrastruktur sistem–sistem mobile yang ada saat ini seperti GSM, AMPS, PDC, PCS dan lain–lain yang berevolusi menuju sistem UMTS.

Sistem akses yang diskenariokan pada sistem UMTS adalah W-CDMA karena mempunyai banyak kelebihan yaitu :

Evolusi pada GSM diawali dengan GSM 900, GSM 1800, GSM 1900 kemudian yang dikenal sebagai GSM+ dan GSM2+ dan akhirnya menuju ke sistem universal akses (UMTS).

Langkah awal penerapan UMTS pada infrastruktur GSM adalah menambah interface tertentu sebagai penghubung antara GSM BSS (Base stasion Subsystem)dengan jaringan W-CDMA sehingga pada jaringan UMTS akan terjadi dualmode WCDMA/GSM terminal.

Dengan sifat dualmode pada terminal ini dapat memberikan solusi yang fleksibel pada operator GSM dengan pembagian spektrum frekuensi yang baru yaitu GSM untuk voice dan data dengan laju yang rendah sedangkan UMTS untuk data dengan laju yang tinggi.

Read More